Karma Phala merupakan salah satu dasar keyakinan dalam agama Sanathana Dharma (Hindu). Dalam ajaran Dharma, Karma Phala di maknai sebagai suatu Hukum Sebab - Akibat. Hukum yang mengikat alam semesta seisinya, yang di buat dan di tetapkan oleh BRAHMAN, Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu maka Veda menyebutnya sebagai Hukum Karma Phala. Kata "Karma Phala" berasal dari Bahasa Sanskrta, yang terdiri dari kata Karma yang berarti Gerak, dalam hal ini Gerak berarti; Perbuatan, Tindakan, Kegiatan atau Kerja. Sementara Phala berarti Buah, Hasil atau Pahala. Maka Karma Phala berarti Buah Perbuatan, Hasil Perbuatan, atau Pahala perbuatan. Sehingga apapun perbuatan itu, baik atau buruk, akan membawa akibatnya pula bagi pelaku. Perbuatan baik ( Subha Karma ) akan memberikan hasil yang baik bagi pelakunya, demikian pula perbuatan buruk ( Asubha Karma ) itu, akan memberi pahala yang setimpal bagi pelakunya. Pendeknya, apapun perbuatan itu, seperti itulah hasilnya. Hukum karma phala ini mengikat seluruh alam semesta beserta isinya.
Dalam kaitan dengan Hukum Karma, tak ada sesuatupun di muka bumi ini yang dapat membatalkannya. Dalam hal ini, Brahman adalah Jaksa dan Hakimnya sekaligus. Yang kita alami saat ini adalah akumulasi dari hasil perbuatan kita di masa yang telah kita lewati. Dengan kata lain, dasar hidup kita sekarang adalah hasil dari hidup kita di masa lampau. Hidup saat ini akan menjadi dasar bagi kehidupan kita di masa yang akan datang. Demikian seterusnya, hingga berakhirnya keberadaan itu sendiri.
Karma phala atau hasil dari perbuatan itu menurut Veda tidaklah dapat di hapus sekehendak hati kita. Seperti halnya ketika suasana tenang dan kita ingat dengan perbuatan kita yang kurang baik, lalu kita berkeinginan untuk menghapusnya. Keinginan itu pada dasarnya sangatlah baik dan mulia. Tetapi perlu di ketahui bahwa karma phala tidaklah dapat di hapus begitu saja. Ia hanya dapat di netralisir dengan memperbanyak berbuat baik yang menghasilkan pahala kebaikan. Seperti halnya segelas air yang di taburi sesendok tinta atau kopi, maka warna hitam dari kopi atau tinta itu hanya dapat di netralisir dengan menuangkan sebanyak-banyaknya air putih (bersih).
Seperti halnya pohon pisang, bagimanapun kita berusaha menebangnya, setiap saat akan tumbuh selalu. Tak pernah mati, berapakalipun kita menebangnya, ia akan selalu tumbuh dan berkembang. Pohon pisang itu hanya akan mati bila telah menghasilkan buah. Bila telah berbuah maka di pupukpun ia tak akan pernah hidup lagi. Demikian pula karma phala itu, tak akan pernah berhenti mengikuti sebelum buah karma itu di petik oleh pelakunya.
Maka lakukanlah perbuatan baik itu sekuat dan selama hidup, agar senantiasa berkah Brahman itu tercurah. Sebab anugrah Brahman sejatinya adalah bagi mereka yang senantiasa melakukan dan melindungi Dharma itu.
No comments:
Post a Comment